D'Bagindas, dari Musik Rock ke Musik Melayu
Joko Widiyarso - GudegNetSempat berkiprah di musik rock, band D'Bagindas berganti arah ke musik melayu. Meski awalnya mengaku hanya mencoba, akhirnya band yang terdiri dari Bian (vokal), Mike (kibord), Dandy (gitar) dan Tile (gitar) ini malah kepincut dengan musik melayu.
"Kami dulu adalah rocker. Karena tak cukup berkembang, kami akhirnya mencoba jalur melayu, yang ternyata sangat menantang kami untuk bermusik, Kata Mike, sang pemain kibord di Liquid Resto, Jl Magelang Yogyakarta, Kamis malam (13/5).
Tak mau dipandang sebelah mata, D'Bagindas menyatakan bahwa mereka cukup berbeda dengan sejumlah band-band melayu yang telah terlebih dahulu muncul di industri musik tanah air.
Selain dari backround musik yang beragam dari masing-masing personil, mereka juga menawarkan nuansa lain dalam setiap lagu mereka. "Kami semua suka mendengarkan lagu-lagu lama seperti Rano Karno, Farid Harja, Arie Wibowo, dan sejumlah musisi lawas lain yang sangat memperngaruhi musik kami," paparnya.
Dari referensi tersebut terciptalah musik D'Bagindas yang meski berakar di melayu, tapi tetap menawarkan nuansa musik lain seperti blues, country, dangdut, bahkan keroncong.
"Mungkin yang tepat untuk musik kami adalah campursari," candanya seraya mengatakan bahwa D'Bagindas telah mendapatkan benang merah dari berbagai warna musik berbeda yang disukai dan dimainkan oleh masing-masing personilnya.
Mengusung musik melayu yang masih digemari saat ini, bagi mereka tak akan jauh dari sejumlah musisi lain yang sebelumnya telah populer. Sekilas, warna vokal Bian memang terdengar seperti Ariel ex Peterpan dan sesekali seperti Charly ST 12.
Meski banyak orang menilai bahwa musik melayu itu musik kacangan yang kurang berkualitas, tapi bagi D'Bagindas, musik melayu justru musik yang sebenarnya secara teknik cukup sulit untuk dimainkan.
"Banyak yang mengira musik melayu itu murahan. Padahal pada awal kami mencoba sangat sulit untuk membuat musik melayu," akunya. Tapi setelah bereksperimen, Mike dkk bahkan bisa menciptakan musik melayu yang bagi mereka sangat membanggakan dan cukup berbeda.
"Kalau biasanya musik melayu banyak menggunakan notasi minor, kami malah menggunakan notasi-notasi mayor dalam seluruh lagu kami," tuturnya.
Dengan mengusung musik melayu, D'Bagindas mengaku ingin kembali mengangkat dan mempopulerkan musik yang notebene milik asli bangsa Indonesia tersebut.
Sementara itu, tak mau dikatakan sebagai band yang hanya ikut-ikutan pasar, D'Bagindas berkilah bahwa siapa saja berhak untuk bermain dan menciptakan musik, apapun jenis musik itu. Mengenai kualitasnya, mereka menyerahkannya kepada masyarakat untuk menilainya.
"Kami tidak pernah merasa bersaing dengan band lain. Kami hanya mencoba untuk menciptakan musik yang bagus menurut kami. Hasilnya terserah masyarakat yang menentukannya," terangnya optimis.
Menawarkan single pertama "Apa Yang Terjadi" pada album perdana mereka "Cinta", D'Bagindas mencoba peruntungannya dengan mengusung musik melayu yang menurut mereka masih akan diminati hingga beberapa tahun mendatang.
Single kedua "Cinta", mereka siap meramaikan industri musik tanah air dengan menawarkan sebanyak 12 lagu seperti "Apa Yang Terjadi", "C.I.N.T.A", "Empat Mata", "Tak Seindah Malam Kemarin", "Di mana Sumpahmu", "Kumenunggu", "Buktikan", "Setia", "Kangen", "Suka Sama Kamu", "Sayang", dan "Di hatiku Ada Namamu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar